Selasa, 30 Desember 2014

sekali lagi kukatakan, aku bukan sok puitis

Sekali lagi aku katakan padamu, aku bukan sok puitis..

Ketika langit jingga senja menyelimuti gentingku, perasaan ku menggaduh, menggaduh segaduh-gaduhnya, tapi sekali lagi aku katakan padamu, aku bukan sok puitis…

Kemarin aku melihat seorang remaja lewat depan rumah ku, menebarkan senyum yang tidak biasa, dengan pakaian tertutup yang anggun dan ke-kinian, bukankah sudah ku katakan tadi, aku bukan sok puitis.

Sekarang aku melihatnya lagi, pandangannya lurus kedepan, tak pernah sedikitpun menoleh kearahku, alis tebalnya dan hidungnya yang mancung itu sungguh membuat aku terpesona.

Esok hari, kubayangkan dirinya lewat di depanku…

Kemudian..

Hitam kian menutupi jingga..

Ramai kian berlalu menjadi kesunyian..

Dan kamu, kamu tak kunjung lewat di hadapanku…

Puluhan jingga sudah berganti dengan hitam pekat dengan taburan setitik cahaya..

Dan kamu tak kunjung juga melewatiku seperti jingga sebelumnya..

Sekarang aku tersadar, aku muak, lagi-lagi aku mendapati harapan palsu ini mengunjungiku untuk kesekian kalinya..

Tidak, kali ini aku katakan padamu ini bukan kesalahanmu, aku tidak muak dengan dirimu..

Aku muak dengan diriku sendiri yang dengan mudahnya mampu berharap orang seperti dirimu..

Iya, memang pantas orang sepertimu untuk diharapkan, dengan sejuta pesona paras mu yang aduhai, lelaki mana pula yang bodoh tidak melihat mutiara yang indah sepertimu..


Aku pernah mengatakannya dari awal bukan? Aku bukan sok puitis, aku hanya berusaha dan sok menutupi kesunyian ku di kala hitam berhasil merenggut jingga, itu saja..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar